Slawi – Pada Peringatan Hari TBC (Tuberculosis) Sedunia Tahun 2019, Wakil Bupati Tegal, Sabilillah Ardie mengajak seluruh masyarakat untuk tanggap dan sadar kesehatan. Terutamanya dalam mencari orang yang diduga tertular atau terkena tuberkulosis, sampai mencegah penularannya dan mengobati hingga sembuh.
“Saatnya Indonesia Bebas TBC, Mulai dari saya. Selain itu juga dibutuhkan kerjasama lintas sektoral yang berkaitan dengan aspek di luar kesehatan, misalnya sosial, ekonomi dan pendidikan,” pungkas Ardie saat acara Peringatan Hari TBC Sedunia dan Pencanangan Desa ODF, di Alun-alun Hanggawana, Minggu (24/3) pagi tadi.
Ditegaskan Ardie, mewujudkan bangsa yang sehat bukan hanya tugas Pemerintah semata, tetapi masyarakat harus ikut berpartisipasi dan terlibat aktif dalam membangun generasi yang sehat dan tangguh. Lewat acara ini, Ardie berharap dapat menggugah kesadaran masyarakat semua untuk bersama-sama menanggulangi TBC.
Berdasarkan data Dinkes Kabupaten Tegal, pada tahun 2018 diperkirakan terdapat jumlah penderita TBC sekitar 4.380 kasus. Dimana yang ditemukan dan dilaporkan terdapat 3.329 kasus, artinya masih terdapat 24 persen atau 1.051 kasus TBC yang belum terjangkau dan terdeteksi.
“Sejumlah kasus bahkan berkembang menjadi multidrug-resistant tuberculosis, yakni TBC yang resisten terhadap dua obat anti-tuberkulosis yang paling kuat, yaitu isoniazid dan rifampisin,” jelasnya.
Hal ini tentunya disebabkan oleh ketidakpatuhan penderita dalam berobat. Penderita TBC kebal obat di Kabupaten Tegal terdapat 59 orang, tetapi yang terus menjalani pengobatan hanya 45 orang.
“Ketika masyarakat sudah tertular harus segera berobat sampai sembuh. Jangan tidak disiplin, sudah kena tetapi tidak disiplin. Jika sudah dinyatakan benar-benar sembuh, masyarakat juga harus terus menjaga kesehatan,” ujar Ardie.
Ditempat yang sama, Kepala Dinas Kesehatan, Hendadi Setiadji mengungkapkan bahwa pengobatan penyakit menular ini dapat dilakukan di puskesmas terdekat, dan tidak ada pungutan apapun alias gratis.
“Ketika mendapati warga yang terinfeksi kuman TBC itu gratis. Hanya masalahnya pengobatan TBC minimal enam bulan, itu yang membuat masyarakat kurang teratur. Sehingga diperlukan peran keluarga untuk membantu atau mensupport penderita minum obat secara teratur,” pungkasnya.
Diakhir acara, terdapat testimoni dari mantan pasien penderita TBC yaitu Wulan (17) warga Kudaile, dan bantuan dari Lazizmu serta Bazda Kabupaten Tegal untuk penderita penyakit TBC.
Acara berjalan dengan dihadiri oleh Wakapolres Tegal, Kasdim 0712/ Tegal, perwakilan Kemenag Tegal serta para Camat dan perwakilan Kepala Desa Kabupaten Tegal. (01)
Discussion about this post