Slawi – Lebaran yang kurang dua minggu lagi mendorong Pemkab Tegal mempercepat upaya perbaikan jalan kabupaten yang akan dilintasi pemudik. Hal ini disampaikan Kepala DPU Kabupaten Tegal Heri Suhartono saat menggelar jumpa pers di studio mini Humas Pemkab Tegal Rabu (22/5) siang tadi. Heri mengatakan, pihaknya mengerahkan enam tim untuk memperbaiki ruas jalan mulai dari Lebakgowah ke selatan, Bojong, Pagerbarang, Margasari, juga Larangan dan Kemantran.
Jalan alternatif bagi pemudik yang sedang diperbaiki pihaknya lanjut Heri, kondisinya sudah mencapai 70 persen baik. Heri menargetkan proyek perbaikan pada ruas jalan tersebut rampung H-5 Lebaran. “Hari ke lima sebelum Lebaran, jalan-jalan yang semula rusak sudah kembali laik fungsi, dimana lubangnya sudah kita tambal dan bisa dilalui dengan aman, nyamannya nanti setelah di lelang dan dikerjakan penyedia jasa”, katanya.
Meski demikian, imbuh Heri, ada beberapa ruas jalan yang terpaksa belum bisa diperbaiki tahun 2019 ini karena keterbatasan anggaran. Heri menjelaskan, ada dua kategori jalan yang pengerjaannya harus dilakukan dengan skema proyek, yaitu kondisi jalan rusak berat dan rusak sedang, seperti halnya jalan Bader dan Kedungjati ke Warureja yang diusulkan pengerjaannya tahun 2020 dengan mekanisme lelang. “Sedangkan untuk jalan dengan kategori rusak ringan, diperbaiki dengan pemeliharaan rutin seperti penambalan lubang oleh tim DPU”, ungkapnya.
Dari ruas jalan yang menjadi kewenangan Pemkab Tegal sepanjang 847,2 km, Heri menuturkan kondisi jalan baik berkisar antara 62 sampai 65 persen. Sedangkan sisanya yang 35 persen bervariasi, mulai dari rusak ringan sampai berat. Meski demikian, sambung Heri, jalan yang rusak berat tersebut bukan berarti tidak bisa dilalui kendaraan umum. “Tetap bisa dilewati tapi perlu kewaspadaan ekstra pengendaranya dengan mengurangi kecepatan, contohnya seperti jalan Babadan ke Warureja”, katanya.
Disinggung soal kebutuhan anggaran ideal perbaikan jalan, Heri mengungkapkan, untuk mencapai target jalan mantap 2024, setiap tahunnya setidaknya Pemkab Tegal harus mengalokasikan Rp. 550 miliar. Jumlah yang tidak sedikit dibandingkan anggaran yang tersedia saat ini antara Rp.150 sampai 170 miliar. “Alternatifnya kita bisa mencontoh apa yang dilakukan pemerintah pusat dengan skema pinjaman atau hutang, termasuk yang dilakukan Gubernur Jateng Ganjar Pranowo untuk pengecoran jalan provinsi yang memilih kerjasama pinjaman perbankan”, ujarnya
Namun demikian, imbuh Heri, opsi skema hutang tersebut tetap harus diperhitungkan secara matang, karena pengembaliannya ada bunga pinjaman, termasuk melibatkan pembahasannya dengan dewan untuk persetujuannya. “Prinsip, kami di jajaran Pemkab Tegal selalu berupaya memberikan yang terbaik untuk masyarakat, agar masyarakat merasa nyaman saat melintasi jalan di Kabupaten Tegal,” pungkasnya.
Discussion about this post