Slawi – Desa Adiwerna, Kecamatan Adiwerna dijadikan desa percontohan kerukunan umat beragama oleh Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) LabuKabup Tegal. Pasalnya, desa ini dihuni oleh penduduk dari enam agama. Seperti Konghucu, Islam, Kristen, Katolik, Hindu dan Budha. Meskipun berbeda keyakinan, penduduk di Desa Adiwerna, hidup dengan rukun dan damai tanpa timbul gejolak perselisihan.
Wakil Bupati Tegal, Sabilillah Ardie saat membuka acara Dialog Kerukunan Antar Umat Beragama berharap kerukunan yang terdapat di Desa Adiwerna, dapat diterapkan ke semua wilayah Kabupaten Tegal tak terkecuali seluruh wilayah Indonesia. “Dengan kerukunan ini, bisa tetap menjaga Indonesia rukun dan satu. Sebab kerukunan adalah mutiara yang harus dijaga. Indonesia akan gagah oleh warga yang beragam. Indonesia adalah kita yang takan pecah walau dihantam berbagai arah,” tutur Ardie, di Kantor Kecamatan Adiwerna, Kamis (4/7) pagi.
Ardie yang sekaligus Pembina Forum Kerukunan Umat Beragama Kabupaten Tegal juga menitip pesan kepada masyarakat untuk selalu mengingat jasa para pahlawan. Karena, Indonesia merdeka merupakan usaha dari para pahlawan yang telah rela berkorban memperjuangkan kemerdekaan.
“Indonesia adalah Pancasila. Pancasila adalah dasar negara kita, yang memiliki semboyan Bhineka Tunggal Ika. Walaupun kita berbeda suku, budaya, agama dan kepercayaan tetapi tujuan kita sama. Mari bersama-sama menjaga kesatuan dan kerukunan di Indonesia khususnya Kabupaten Tegal,” pesannya.
Selaras dengan hal itu, Wakapolres Tegal, Ariyanto Salkery mengapresiasi kegiatan tersebut. Karena, menurutnya melalui hal itu membantu Kepolisian dalam menjaga kondusifitas wilayah hukum di Kabupaten Tegal. “Ini adalah bukti kekompakan dan persaudaraan yang telah dibangun lama oleh leluhur kita,” katanya.
Salah satu perwakilan dari umat Budha, Sunarni menyampaikan bahwa Indonesia mempunyai dasar Pancasila, yang hidup berdasarkan hasil cinta kasih sayang. Sifat tersebut harus dikembangkan dan amalkan. “Cinta kasih berkembang menjadi kasih sayang , kasih sayang menjadi rasa simpati. Dengan hal ini lah maka kita bisa mempersatukan diri di dalam lingkungan hidup kita. Semoga kita tetap berdampingan, rukun dan berbahagia,” tutur Sunarni.
Discussion about this post