Slawi – Memasuki era revolusi industri 4.0, transparansi digital yang inklusif seolah membuka tirai dunia. Orang di belahan bumi bisa melihat kegiatan orang lain di belahan bumi lainnya. Keterbukaan dan kecepatan ini membantu manusia di bumi untuk saling berkomunikasi lewat media sosial.
Seperti apa yang disampaikan Wakil Bupati Tegal Sabilillah Ardie dalam Sosialisasi Keamanan Data Pribadi, Selasa (27/8) di gedung PKK. Sosialisasi yang menggandeng komunitas Tegal Cyber Comunity Club sebagai narasumber ini menjelaskan Orang tidak banyak tahu, bahwa didalam pengaturan akun media sosial terdapat sistem keamanan berlapis.
Ardie mengambil contoh aplikasi whattapps, langkah pertama dengan mengaktifkan sandi ganda, ini akan mempersulit jika orang yang membobol akun kita. Setelah itu, langkah kedua menyertakan email untuk antisipasi jika lupa sandi.
Ia menjelaskan, dengan keterbukaan ini, jati diri atau data diri seseorang juga mudah diakses oleh semua pihak, baik individu maupun organisasi. Walaupun Sudah Ada kode OTP (One Time Password), menurutnya tidak cukup aman.
“Tidak cukup dengan kode OTP yang kita dapatkan lewat pesan singkat, sebaiknya kita aktifkan sistem keamanan berlapis”, kata Ardie. Menurutnya, Kode unik yang terdiri dari kombinasi angka tersebut belum cukup untuk mengamankan akun. Jika lengah, bisa saja secara tidak sadar kita membagikan kode.
Setelah marak praktik jual beli data pribadi di twitter, sekarang data pribadi merupakan satu hal yang harus kita rahasiakan. Ia mengingatkan jangan sampai membagikan data pribadi seperti NIK dan KK di layanan internet, karena tindakan itu sangat berbahaya jika sampai data-data penting tersebut disalahgunakan oleh orang tak bertanggungjawab.
Keterangan yang didapatkan dari media Kompass, 1 data pribadi dihargai Rp 300,- terdiri dari nomor NIK dan KK. Ini sudah cukup untuk mengajukan pinjaman online, pungkas Ardie.
Discussion about this post