KEDUNGBANTENG- Pagelaran Tegal Art Festival 2019 yang berlangsung 18-19 Oktober 2019 suguhkan konser musik jazz sebagai acara penutup. Konser ini menghadirkan musisi jazz lokal dengan beberapa lagu menggunakan lirik bahasa ngapak tegalan.
Ketua Panita, Ihsan Dobleh, mengatakan bahwa gelaran konser musik ini menghadirkan tujuh band lokal di Kabupaten Tegal seperti Blu-blu band, Amoebacustik, dan Waseso.
Acara yang dihadiri oleh ratusan pengunjung ini menghadirkan latar panggung panorama waduk Cacaban. Waduk yang terletak di Kecamatan Kedungbanteng, Kabupaten Tegal dengan luas 928,7 hektar ini memiliki pemandangan hutan dengan panorama yang indah.
Ihsan menjelaskan bahwa di area Waduk Cacaban ini ada dua jenis kawasan hutan. Hutan tersebut yakni hutan jati dan hutan bambu. Merujuk pada dua kawasan hutan tersebu, Ihsan mengusung konsep alam dalam penataan panggungnya. “Disini ada dua hutan, jati atau bambu” ungkapnya.
Dari dua pilihan tersebut, Ihsan memilih bambu dalam penataan konsep panggung di acara konser musik mengapak jazz. Alasannya memlilh bambu tak lain karena proses pertumbuhan bambu yang lebih cepat dibandingkan dengan pohon jati.
Dengan tema alam dan tata panggung berkonsep bambu , Laki-laki yang kerap memakai ikat kepala dikesehariannya ini juga berharap acara ini akan digelar secara rutin setiap tahunnya. Menurutnya mudah-mudahan ditahun yang akan datang bisa mendatangkan musisi jazz ternama untuk manggung diacara serupa.
Discussion about this post