Dukuhturi- Jembatan Kali Kemiri sepanjang 30 meter di Desa Kupu, Kecamatan Dukuhturi, Kabupaten Tegal yang terputus pada Selasa (7/1) setelah diterjang arus sungai yang meluap akan diperbaiki tahun ini. Pernyataan tersebut disampaikan Kepala Bidang Jembatan Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Kabupaten Tegal Muhamad Nuh di ruang kerjanya, Jumat (10/1) pagi tadi.
Nuh mengatakan, Pemkab Tegal telah menganggarkan dana sebesar Rp535 juta yang tercantum dalam Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) DPU tahun 2020. Fondasi jembatan penghubung antar desa ini, ungkap Nuh, sudah mulai menunjukkan tanda-tanda kerusakan sejak dua tahun lalu. Penyebabnya diduga akibat timbunan sampah seperti dahan atau ranting pohon yang hanyut di sungai dan menyangkut di pilar tengah jembatan. Lama-lama, timbunan tersebut, lanjut Nuh, membentuk gundukan di tengah sungai yang menghalangi aliran air. Akibatnya, air deras mengalir ke sisi fondasi jembatan dan menggerusnya.
“Himbauan kepada Kades setempat sebenarnya sudah kami sampaikan agar bersama warganya secara rutin bekerja bakti membersihkan ini, namun sepertinya belum bisa maksimal”, katanya.
Ditanya soal tindaklanjutnya, Nuh menjelaskan, pihaknya sudah menyiapkan dokumen perencanaan untuk keperluan lelang perbaikan jembatan. Sedangkan penanganan kedaruratan, saat ini sedang dirakit jembatan Bailey. “Sedang kami rakit jembatan sementara, begitu selesai segera kita pasang agar bisa dilalui pengendara roda dua dan roda empat”, ujarnya.
Akibat terputusnya Jembatan Kali Kemiri ini warga mengeluhkan aktivitasnya yang terganggu karena harus memutar lewat jalan lain. Senada dengan Nuh, menurut kesaksian warga setempat, Sulaiman, banyaknya akar tanaman yang tidak dibersihkan menjadi penyebabnya. “Di bawah jembatan juga sering sekali terdapat sampah dan batang kayu besar yang tersumbat, namun tidak segera dibersihkan”, katanya.
Sulaiman menambahkan, sebelum benar-benar putus, jembatan ini masih bisa digunakan untuk dilintasi kendaraan roda dua.
Untuk sementara warga berinisiatif membuat sambungan jembatan menggunakan rakitan bambu sejak dua hari lalu, namun hanya dapat digunakan pejalan kaki dan pengendara sepeda motor. Pengguna kendaraan roda empat dialihkan aksesnya ke jalan lain. (AD)
Discussion about this post