Slawi – Perkembangan teknologi internet menuntut guru harus semakin cerdas dalam mendidik anak salah satunya memposisikan diri sebagai sahabat siswa. Hal tersebut disampaikan Ketua Komisi Perlindungan Anak, Seto Mulyadi dalam seminar Indonesia Millenial Teacher Festival, Kamis (06/02) di Gedung Pemuda dan Olahraga Kabupaten Tegal.
Seto Mulyadi mengajak para guru untuk mengembangkan minat dan bakat siswa lewat cara yang menyenangkan yang tidak mengekang anak. Menurutnya, anak tidak harus dituntut untuk dapat menguasai semua mata pelajaran secara baik.
“Semua anak diciptakan unik, mereka memiliki bakat dan kemampuan yang berbeda satu sama lain,”ungkap pria yang akrab disapa Kak Seto itu.
Beliau menambahkan, pola pendidikan yang menyenangkan tentu akan menghindarkan anak dari tekanan dan stress. “Memarahi anak itu boleh, asal tidak berlebihan. Bicaralah dengan anak secara lembut namun tetap tegas supaya anak mudah memahami apa yang kita sampaikan,”ungkapnya lagi.
Pada kesempatan yang sama, Asisten Pemerintahan II M. Sholeh menuturkan, pendidikan di era milenial harus ditanggapi dengan memaksimalkan kreatifitas dan potensi siswa. Menurutnya, guru sebagai tenaga pendidik sekaligus orangtua bagi siswa harus dapat memberikan contoh yang baik karena pada dasarnya sifat anak itu peniru.
“Selalu melontarkan senyum, bersyukur, dan bahagia merupakan contoh positif yang dapat kita beri kepada siswa-siswa di sekolah,”ujar Sholeh.
Acara diawali dengan pemberian apresiasi dan penghargaan kepada Bupati Tegal, Umi Azizah sebagai tokoh inspiratif dalam bidang pendidikan oleh tim Indonesia Millenial Teacher Festival 2020. Turut hadir dalam acara tersebut Staf Ahli Bupati Bidang Kemasyarakatan dan Sumber Daya Manusia, Abasari dan Kepala Bidang Sejarah Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, Joko Wiyono.(JH)
Discussion about this post