Slawi – Dua orang Pasien Dalam Pengawasan (PDP) meninggal dunia hari Senin (20/4) ini. Pasien pertama adalah seorang laki-laki berusia 29 tahun asal Kecamatan Balapulang, meninggal dunia pukul 09.30 WIB di RSUD dr. Soeselo Slawi. Sedangkan pasien kedua adalah seorang balita laki-laki berusia satu tahun enam bulan asal Kecamatan Pangkah, meninggal dunia di rumah sakit yang sama pukul 17.00 WIB. Informasi ini disampaikan Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Pemerintah Kabupaten Tegal dr. Joko Wantoro hari Senin (20/4) sore tadi.
Joko mengungkapkan, pasien pertama ini memiliki riwayat perjalanan dari Merauke Papua dan dari hasil pemeriksaan kesehatan tim medis ditemukan komorbid atau penyakit penyerta seperti pneumonia pada diri pasien dan sejumlah penyakit kronis lainnya. Pasien ini, lanjut Joko, pertama kali masuk ke RSUD dr. Soeselo tanggal 3 April 2020 dengan keluhan batuk, pilek, dan demam dengan suhu 37 derajat celcius. Karena kondisinya membaik, pasien diperbolehkan pulang tanggal 14 April 2020 lalu. Saat menjalani masa isolasi mandirinya di rumah, yang bersangkutan sempat mengalami sesak nafas dan demam, dan masuk lagi ke rumah sakit hari Minggu (19/4) malam, sebelum akhirnya meninggal dunia pagi tadi.
Sementara untuk pasien kedua, masuk ke RSUD dr. Soeselo pada hari ini, Senin (20/4) pukul 03.32 WIB dengan keluhan kejang, demam dan suhu 38,6 derajat celcius. Hasil tracking pada keluarga pasien diketahui ada riwayat kontak erat dengan pamannya yang baru pulang dari Jakarta. Karena ada riwayat tersebut, pihak rumah sakit kemudian menetapkan status pasien balita ini sebagai PDP.
Lebih lanjut Joko menuturkan, pemeriksaan swab pada pasien dewasa sudah dilakukan jauh hari sebelumnya, tapi hasilnya sampai sekarang belum keluar. Sedangkan untuk pasien balita baru hari ini dilakukan pengambilan sample swab. Belum adanya hasil pemeriksaan swab tersebut menjadikan pihaknya tidak bisa menyimpulkan penyebab meninggalnya kedua PDP tersebut. “Sebelum ada hasil pemeriksaan swab yang menunjukkan tanda positif, maka kita tidak bisa menyatakan yang bersangkutan meninggal karena infeksi Covid-19”, katanya.
Menanggapi kasus ini, Joko minta kepada warga tidak menstigma pasien tersebut meninggal karena terinfeksi Covid-19, apalagi sampai menjauhi keluarganya, mengucilkannya dari lingkungan pergaulan sosial. “Waspada itu penting, tapi paseduluran itu jauh lebih penting. Dukung dan semangati keluarganya. Berikan bantuan sosial untuk mencukupi kebutuhan dasarnya selama menjalani masa karantina di rumah dengan tetap menerapkan protokol kesehatan secara ketat dan disiplin”, ujarnya.
Soal antisipasi risiko penularan, Joko menyampaikan, pihaknya akan melakukan rapid test pada kontak erat di lingkungan keluarganya.
Sebelumnya pernah diberitakan, dari empat kasus PDP meninggal dunia yang sudah keluar hasil swab-nya, tiga orang dinyatakan negatif dan satu orang positif. Sementara dua kasus PDP meninggal dunia dari Kecamatan Lebaksiu dan Kecamatan Slawi hasil tes swab-nya belum keluar.
Discussion about this post