Slawi – Penataan sejumlah objek di Taman Rakyat Slawi Ayu (Trasa) ditargetkan selesai tanggal 6 Desember 2024. Hal ini terungkap saat berlangsung rapat koordinasi penataan Trasa yang dipimpin langsung Pj Bupati Tegal Agustyarsyah di TrackingSpace atau Trasa Coworking Space, Selasa (01/10/2024).
Orang nomor satu di Kabupaten Tegal ini berharap sejumlah pekerjaan penataan Trasa ini bisa selesai tepat waktu dan digarap serius supaya hasilnya memuaskan, sesuai rencana dan dapat dinikmati atau dimanfaatkan publik.
Meski tengah dilakukan perbaikan dan penataan, warga masyarakat diharapkan bisa tetap memanfaatkan fasilitas di kompleks Trasa ini sebagai sarana rekreasi keluarga dan kuliner. Dengan demikian, Trasa tetap ramai pengunjung sehingga pelaku usaha di Trasa tetap ada pemasukan, termasuk pendapatan asli daerah dari sisi retribusi parkir dan sewa lapak.
“Saya minta fasilitas yang ada di sini tetap difungsikan, meskipun ada keterbatasan. Setidaknya ini hanya akan berlangsung sampai bulan Desember nanti dan ini juga terus kita evaluasi,” tandasnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Koperasi UKM dan Perdagangan Kabupaten Tegal Imam Rudy Kurnianto mengatakan, penataan kompleks Trasa ini terbagi menjadi empat lokasi, yaitu Trasa bagian tengah, selatan, barat dan utara.
“Untuk alokasi dari pendanaan APBD perubahan (APBD-P Kabupaten Tegal 2024) difokuskan di bagian utara dengan pagu anggaran Rp166 juta. Insya Allah minggu depan sudah SPK dengan pelaksana,” katanya.
Rudy menambahkan, ruang di lantai satu TrackingSpace rencananya akan diperuntukkan Galeri UMKM Morphosis. Menurutnya, morphosis ini lebih dari sekadar etalase atau tempat memajang produk UMKM, tapi juga pusat edukasi, pengembangan bisnis, dan promosi yang inovatif.
Di tempat ini pula, para pelaku UMKM juga akan dibekali pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan agar mereka mampu bersaing, berkompetisi di pasar, terutama di lokapasar.
Menurutnya, konsep morphosis ini bukan sekedar galeri, tetapi jembatan yang akan menghubungkan pelaku UMKM dengan pasar global. Melalui berbagai program dan kegiatan, para UMKM nantinya akan dibantu untuk meningkatkan daya saingnya agar mampu menembus pasar global. Sehingga di tempat ini nantinya tidak ada transaksi, hanya ada display produk dan konsultasi UMKM.
Rudy yakin, melalui skema Morphosis akan bisa membantu pelaku UMKM meningkatkan daya saingnya, mendorong laju pertumbuhan ekonomi kreatif Kabupaten Tegal, sekaligus mendukung upaya pelestarian budaya dan tradisi lokal.
Selain itu, juga dikenalkan konsep Serlok atau shelter serba lokal yang akan menempati lapak pedagang di sisi utara TrackingSpace. Konsep Serlok diyakini mampu merevitalisasi fungsi shelter atau lapak pedagang yang awalnya hanya sekedar tempat makan dan minum, menjadi ruang inklusif yang mampu mewadahi kebutuhan komunitas warga akan tempat atau ruang aktualisasi sosial ala perkotaan.
Sehingga pihaknya perlu menata kembali konten atau produk yang ditawarkan pelaku usaha di zona Serlok ini, termasuk menambahkan sejumlah sarana atau fasilitas seperti bangku outdoor, area parkir sepeda yang aman, dan lain sebagainya.
Sebab urban leisure menjadi bagian penting dari kehidupan masyarakat modern saat ini. Sehingga kehadiran Serlok diharapkan mampu menunjang fungsi Mall UMKM, sentra kuliner Trasa, hingga tempat bagi penghobil olahaga sepeda dan pelari laun. (AD/hn)
Discussion about this post