Tidak sedikit pekerjaan rumah yang harus diselesaikan Pemerintah Kabupaten Tegal untuk mengakselerasi pertumbuhan ekonomi. Salah satunya yang sangat berat adalah menata sektor ekonomi mikro yang paling terdampak pandemi.
Badan Pusat Statistik (BPS) telah mengeluarkan hasil pertumbuhan ekonomi Kabupaten Tegal tahun 2021, yakni sebesar 3,72 persen. Angka ini lebih baik jika dibandingkan tahun 2020 yang mengalami kontraksi 1,48 persen. Meski belum mampu mencapai proyeksi pemerintah pusat di angka empat persen, namun pertumbuhan ekonomi Kabupaten Tegal turut menopang pertumbuhan ekonomi Jawa Tengah yang sebesar 3,32 persen dan nasional yang tumbuh 3,69 persen.
Pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat untuk menekan laju kasus penularan varian Delta Covid-19 yang mencapai puncaknya pada Juni dan Juli 2021 lalu menjadi faktor yang menekan aktivitas ekonomi dan menurunkan daya beli warga.
Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Tegal tahun 2021 ditunjang oleh kegiatan vaksinasi yang massif dilakukan dan terjadi kenaikan konsumsi yang sangat tinggi setelah tertahan akibat pembatasan sosial secara ketat.
Meski demikian, faktor utama yang mendorong tumbuhnya perekonomian Kabupaten Tegal tahun 2021 karena kegiatan vaksinasi yang massif dilakukan dan terjadi kenaikan konsumsi yang sangat tinggi setelah tertahan akibat pembatasan sosial secara ketat.
Hal tersebut mendorong adanya perubahan harga pada tingkat konsumen dan juga perubahan volume konsumsi berdasarkan perubahan pada nilai produk domestik regional bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku yaitu dari Rp 35,3 triliun pada 2020 menjadi Rp 37,3 triliun pada 2021.
Kenaikan konsumsi tersebut juga diimbangi dengan peningkatan pendapatan per kapita Kabupaten Tegal dari Rp 22,15 juta rupiah pada 2020 menjadi Rp 23,21 juta pada 2021 mengalami kenaikan menjadi 23,21 juta rupiah.
Indikator ekonomi makro Kabupaten Tegal yang mengalami peningkatan adalah indeks pembangunan manusia (IPM) sebanyak 0,4 point di angka 68,79.
Dari penggunaan APBD Kabupaten Tegal Tahun 2021 senilai Rp 2,96 triliun, realisasi belanja sejumlah pos anggaran yang memiliki dampak langsung ke masyarakat cukup tinggi. Contohnya adalah belanja modal infrastruktur seperti jalan, jaringan dan irigasi yang mencapai Rp 142,3 miliar atau 92,4 persen dari pagunya senilai Rp 154 miliar. Termasuk belanja hibah yang realisasinya mencapai 94 persen atau Rp 66,6 miliar dan belanja bantuan sosial yang mencapai 97,35 persen atau sekitar Rp 3,3 miliar.
Sementara itu, selain menangani pandemi Covid-19, dari sisi pembangunan kesehatan juga diarahkan untuk menekan kasus kematian bayi dan menurunkan kasus gizi buruk pada balita. Sehingga di tahun 2021, angka kematian bayi di Kabupaten Tegal turun menjadi 5,05 dibandingkan tahun sebelumnya di angka 6,9. Begitu pula dengan kasus stunting juga mengalami penurunan menjadi 12,18 persen di tahun 2021. Angka ini stunting ini lebih rendah dari rata-rata di Jawa Tengah yang masih di angka 20 persen.
Di sisi lain, dampak pandemi Covid-19 turut meningkatkan angka kemiskinan Kabupaten Tegal dari 7,64 persen di tahun 2019 menjadi 8,14 persen di tahun 2020 dan kembali meningkat di tahun 2021 menjadi 8,60 persen. Demikian pula dengan tingkat pengangguran terbuka yang menyentuh angka 9,97 persen.
Sehingga melalui kebijakan yang memberikan kemudahan berinvestasi dan berusaha diharapkan pertumbuhan sektor industri pengolahan di Kabupaten Tegal, utamanya padat karya, diharapkan mampu memperluas dan membuka lapangan kerja baru, termasuk peluang berwirausaha di kalangan pemuda dan usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM).
Baca juga: Gandeng Kasyr Sibernetika, Pemkab Tegal Luncurkan Program UMKM Tegal Go Digital.
Sementara menangkap peluang ekonomi digital, Pemerintah Kabupaten Tegal menggandeng perusahaan startup PT Kasyr Sibernetika Indonesia untuk mengawal program UMKM Tegal Go Digital yang dicanangkan Bupati Tegal Umi Azizah pada tanggal 27 September 2021.
Kerjasama ini dilakukan untuk memperkuat literasi digital pelaku UMKM Kabupaten Tegal dalam menggunakan platform lokapasar dan teknologi finansial. Sebab banyak hal fundamental yang harus disiapkan pelaku UMKM sebelum memutuskan ”go digital” dan bersaing di marketplace, baik dari sisi produksi, laporan keuangan, maupun pemasarannya.
Selengkapnya tentang penyelenggaraan pemerintahan daerah Kabupaten Tegal Tahun 2021 ini dapat diunduh ringkasan laporannya di sini.
Discussion about this post