Suradadi – Penanganan kasus Covid-19 di sisi hulu menjadi perhatian serius Bupati Tegal Umi Azizah. Risiko kematian pada pasien isolasi mandiri (isoman) dapat ditekan dengan mencegah perburukan kondisi pasien atau memperpendek jeda waktu penanganannya. Hal tersebut disampaikan Umi saat berdialog dengan kepala desa se-Kecamatan Suradadi, di Balai Desa Suradadi, Senin (26/07/2021) siang.
Perburukan kondisi pasien dapat terjadi sewaktu-waktu, tergantung dari imun pasien, kondisi medis pasien dan jumlah virus yang masuk ke tubuh. Oleh karenanya, Umi meminta agar kesehatan pasien isoman dapat selalu dipantau.
Menurutnya, pemerintah desa melalui satuan tugasnya dapat memantau kondisi pasien Covid-19 lewat jejaring satgas Jogo Tonggo yang di dalamnya ada ketua rukun tetangga dan rukun warga.
“Bersama bidan desa atau tenaga kesehatan lainnya, petakan kondisi pasien isoman. Jika ada komorbid atau muncul gejala ringan segera minta rujukan perawatannya ke Rusunawa RSUD Suradadi, termasuk yang tanpa gejala tapi rumahnya tidak memungkinkan untuk isoman bisa dirujuk ke sana,” kata Umi.
Rusunawa yang terintegrasi dengan RSUD Suradadi tersebut telah diresmikan penggunaannya sementara ini sebagai tempat isolasi terpusat pada Senin (19/07/2021). Bangunan berlantai tiga dan terdiri dari 44 unit hunian tersebut dapat menampung 132 pasien.
Baca juga: Bupati Tegal Resmikan Penggunaan Isolasi Terpusat Rusunawa RSUD Suradadi.
Menurut Umi, warganya yang terkena Covid-19 baik bergejala ringan ataupun tanpa gejala dapat mengakses fasilitas tempat isolasi terpusat ini. Selain memudahkan pemantauan kesehatan, juga dapat mencegah timbulnya kluster keluarga.
“Pasien isoman di Rusunawa RSUD Suradadi akan mendapat pemantauan medis, tujuannya adalah mencegah supaya pasien tidak sampai mengalami gejala berat karena begitu mengalami perburukan bisa langsung dibawa ke ruang isolasi rumah sakit untuk pemulihan atau mendapat perawatan medis,” jelasnya.
Soal biaya selama isolasi di Rusunawa, sambung Umi, semuanya gratis, sudah ditanggung pemerintah, mulai dari makan minum, obat-obatan hingga pemeriksaan kesehatan.
Sementara itu, Kepala Bidang Sumber Daya Manusia Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat Dinas Kesehatan Kabupaten Tegal Joko Wantoro menuturkan jumlah kasus aktif di Kecamatan Suradadi pada Minggu (25/07/2021) ada 82 kasus.
“Desa Suradadi ada 28 kasus aktif, Purwahamba 11 kasus, Kertasari 10 kasus, Bojongsana dan Jatibogor 8 kasus, Karangwuluh dan Sidaharja 4 kasus, Karangmulya 3 kasus. Sedangkan Gembongdadi, Harjasari, dan Jatimulya masing-masing 2 kasus,” ungkap Joko. (OI/hn)
Discussion about this post